Friday, October 21, 2016

Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia - Tugas Bahasa


SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA


1.      Pengertian Ejaan
           Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalaimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca (KBBI, 2008:353).
Menurut Suyanto (2011: 90) Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang di-lisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan adalah keseluruhan peraturan dalam melambangkan bunyi-bunyi ujaran, menempatkan tanda-tanda baca, memotong suku kata, dan menghubungkan kata-kata (Suryaman dalam Rahayu, 1997: 15).
Secara menyeluruh dapat disimpulkan bahwa ejaan merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan, bunyi ujaran, pemisahan, dan penulisan kata dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi sesuai peraturan-peraturan yang berlaku.

2.      Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Cikal bakal ejaan bahasa Indonesia berasal dari bahas Melayu pada tahun 1901 Ch. A Van Ophuijsen membuat ejaan resmi bahasa Melayu ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan  ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901.
Pada tahun 1908, sebuah badan penerbit yang bernama Commissie voor de Volkslectuur ( Taman Bacaan Rakyat ) yang kini dikenal dengan Balai Pustaka, juga banyak membantu penyebaran bahasa Melayu kepada masyarakat luas.
Pada tahun 28 Oktober 1928 para pemuda dari perwakilan wilayah di Indonesia berkumpul dan membuat sebuah sumpah, yang hingga kini dikenal dengan Sumpah Pemuda. Peristiwa itu juga menjadi tonggak bahwa bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa Pemersatu bangsa.
Sebuah angkatan sastrawan muda yang dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, dan sebagainya berusaha melawan kebijakan yang dibuat oleh Balai Pustaka mereka dikenal dengan nama Pujangga Baru.
Pada tahun 1938 tepatnya pada peristiwa kongres Bahasa Indnesia I di Solo, terjadilah penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia yang kemudian pada tahun 1947 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan Ejaan Baru. Pada tahun tersebutlah muncul ejaan baru yaitu ejaan Soewandi atau Ejaan Republik.
Pada Kongres Bahasa Indonesia II di Medan 1954, perubahan ejaan bahasa Indonesia muncul dan dalam kongres tersebut dihasilkan keputusan mengenai ejaan bahasa Indonesia,  sebagai beirkut :
-          Ejaan sedapat-dapatnya menggambarkan satu fenomena dengan satu huruf.
-          Penetapaan ejaan hendaknya dilakukan oleh satu badan yang kompenten.
-          Ejaan itu hendaknya praktis tetapi ilmiah.
Pada tahun 1956 diadakan Kongres Bahasa Indonesia di Singapura yang menghasilkan suatu resolusi untuk menyatukan ejaan bahasa Melayu di Semenanjung Melayu dengan ejaan bahasa Indonesia di Indonesia. Perkembangan selanjutnya dihasilkan suatu konsep ejaan bersama yang diberi nama ejaan Melindo (Ejaan Melayu-Indonesia). Namun, rencana untuk mersemikan ejaan ini pada tahun 1962 mengalami kegagalan karena adanya permasalahan poitik antara Indonesia dan Malaysia.
Pada tahun 1972, setelah melalui beberapa kali seminar, akhirnya konsep LBK menjadi konsep bersama Indonesia-Malaysia yang selanjutnya menjadi sistem Ejaan Baru yang disebut Ejaan yang disempurnakan. Konsep Lembaga Bahasa Kesustraan (LBK) dibentuk pada tahun 1966 yang diketuai oleh Anton M. Moelino. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) disebut juga Ejaan Mashuri, karena pada waktu itu Mashuri sebagai Menteri Kebudayaan yang memperjuangkan EYD sampai diresmikan oleh presiden.
Ada empat ejaan yang telah diresmikan pemakaianya yaitu :
-          Ejaan Van Ophujsen (1901)
-          Ejaan Soewandi (1947)
-          Ejaan Yang Disempurnakan (1972)
-          Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (1975)
Terdapat pula sistem ejaan yang tidak sempat diresmikan oleh pemerintah  yaitu :
-          Ejaan Pembaharuan (1957)
-          Ejaan Melindo (1959)
-          Ejaan LBK (1966)
Berikut penjelasan mengenai penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia dari Kitab Logat Melayu sampai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2.1        Ejaan Van Ophuijsen (1901)
Ejaan ini merupakan bahasa Melayu dengan huruf latin. Van Ophuijsen merupakan tokoh yang telah merancang ejaan ini yang dibantu Engku Nawawi, Soetan Ma.moer, dan M. Taib Soetan Ibrahim.
Ciri-ciri dari ejaan ini, yaitu :
a.         Huruf j, misalnya jang, pajah, dan sebagainya
b.         Huruf oe, misalnya goeroe, itoe, oemoer, dan sebagainya
c.         Tanda diakritik, seperi koma ain dan tanda trema, misalnya ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’, dan sebagainya.

2.2        Ejaan Soewandi (1974)
Ejaan ini dipilih pada masa awal kemerdekaan untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini resmi berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Ejaan ini  disebut juga ejaan republik karena berdekatan dengan proklamasi.
Ciri-ciri ejaan ini, yaitu  :
a.    Huruf oe digani dengan huruf u, misalkan guru, itu, umur, dan sebagainya.
b.    Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, misalkan tak, pak, rakjat, dan sebagainya.
c.    Kata ulang boleh ditulis dengan angka, misalkan kanak2, jalan2, ke-barat2-an dan sebaganya.
d.   Awal di-dan kata depan ditulis serangkai  dengan kata yang mendampinginya, misalkan dipasar, dipukul, dibaca, dan sebagainya.

2.3        Ejaan Melindo (1959)
Melindo kepanjangan dari Melayu-Indonesia. Ejaan ini batal diesmikan karena faktor perkembangan politik. Ejaan ini bukan berkaitan dengan Republik Indonesia, tetapi berkaitan dengan negeri tetangga kawasan Melayu, yaitu Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam.

 2.4       EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) (1972)
Ejaan bahasa Indonesia yang hingga kini masih berlaku adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan berbagai revisi, ejaan ini tetap dipertahankan. Pertama kali ejaan ini diresmikan pemakaianya pada tanggal 16 Agustus 1972 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 57 Tahun 1972 oleh Presiden Soeharto. Dilihat dari usianya, implementasi EYD dalam penulisan sudah cukup lama karena lebih dari tiga dasawarsa. Namun, kenyataanya menunjukkan bahwa sampai saat ini masih sering dijumpai tulisan yang tidak taat asas atau menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan.



Daftar Pustaka

Wahyono. 2012. Sejarah Singkat Ejaan Bahasa Indonesia. Tersedia :www.badiklat.kemenpan.go.id.
Hardinata, Vanda. 2015. Identitas Bahasa Indonesia. Tersedia : www.Vanda.lecture.ub.ac.id.
Nikinik. 2011. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia. Tersedia : http:// library.umn.ac.id.

Opie. 2015. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia. Tersedia : www.sejarawan.com

2 comments:

ignaciogaffke said...

4x8 sheet metal prices near me - Titanium Art | TITanium-arts.com
Find your best prices and discounts for titanium watches TITanium-arts.com. TITanium-arts.com. $15.00. All silicone dab rig with titanium nail our stock titanium mug is titanium exhaust tubing non-refurbished. 4x8 sheet metal prices near me Titanium-arts.com. Rating: 4.3 · ‎3 reviews

tebith said...

mt526 jott deutschland,deuter rucksack damen,jottisrael,rucksackdeuter,jott kurtka,superga zapatillas,deutersverige,deuterbelgique,jott bundy sw017