SEJARAH
PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA
1. Pengertian Ejaan
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
(kata, kalaimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
tanda baca (KBBI, 2008:353).
Menurut Suyanto (2011: 90) Ejaan adalah sebuah ilmu yang
mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang di-lisankan oleh seseorang ditulis
dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan adalah
keseluruhan peraturan dalam melambangkan bunyi-bunyi ujaran, menempatkan
tanda-tanda baca, memotong suku kata, dan menghubungkan kata-kata (Suryaman
dalam Rahayu, 1997: 15).
Secara
menyeluruh dapat disimpulkan bahwa ejaan merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
ucapan, bunyi ujaran, pemisahan, dan penulisan kata dengan perantara
lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi sesuai peraturan-peraturan yang
berlaku.
2.
Sejarah
Ejaan Bahasa Indonesia
Cikal bakal ejaan bahasa Indonesia
berasal dari bahas Melayu pada tahun 1901 Ch. A Van Ophuijsen membuat ejaan
resmi bahasa Melayu ketentuannya dimuat dalam Kitab
Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur
dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan
ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901.
Pada tahun 1908, sebuah badan penerbit
yang bernama Commissie voor de Volkslectuur ( Taman Bacaan Rakyat ) yang kini
dikenal dengan Balai Pustaka, juga banyak membantu penyebaran bahasa Melayu
kepada masyarakat luas.
Pada tahun 28 Oktober 1928 para pemuda
dari perwakilan wilayah di Indonesia berkumpul dan membuat sebuah sumpah, yang
hingga kini dikenal dengan Sumpah Pemuda. Peristiwa itu juga menjadi tonggak
bahwa bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa Pemersatu bangsa.
Sebuah angkatan sastrawan muda yang
dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, dan sebagainya berusaha
melawan kebijakan yang dibuat oleh Balai Pustaka mereka dikenal dengan nama
Pujangga Baru.
Pada tahun 1938 tepatnya pada peristiwa
kongres Bahasa Indnesia I di Solo, terjadilah penyempurnaan ejaan bahasa
Indonesia yang kemudian pada tahun 1947 melalui Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan tentang Perubahan Ejaan Baru. Pada tahun tersebutlah muncul
ejaan baru yaitu ejaan Soewandi atau Ejaan Republik.
Pada Kongres Bahasa Indonesia II di Medan
1954, perubahan ejaan bahasa Indonesia muncul dan dalam kongres tersebut
dihasilkan keputusan mengenai ejaan bahasa Indonesia, sebagai beirkut :
-
Ejaan sedapat-dapatnya menggambarkan
satu fenomena dengan satu huruf.
-
Penetapaan ejaan hendaknya dilakukan oleh
satu badan yang kompenten.
-
Ejaan itu hendaknya praktis tetapi
ilmiah.
Pada tahun 1956 diadakan Kongres Bahasa
Indonesia di Singapura yang menghasilkan suatu resolusi untuk menyatukan ejaan
bahasa Melayu di Semenanjung Melayu dengan ejaan bahasa Indonesia di Indonesia.
Perkembangan selanjutnya dihasilkan suatu konsep ejaan bersama yang diberi nama
ejaan Melindo (Ejaan Melayu-Indonesia). Namun, rencana untuk mersemikan ejaan
ini pada tahun 1962 mengalami kegagalan karena adanya permasalahan poitik antara
Indonesia dan Malaysia.
Pada tahun 1972, setelah melalui
beberapa kali seminar, akhirnya konsep LBK menjadi konsep bersama
Indonesia-Malaysia yang selanjutnya menjadi sistem Ejaan Baru yang disebut
Ejaan yang disempurnakan. Konsep Lembaga Bahasa Kesustraan (LBK) dibentuk pada
tahun 1966 yang diketuai oleh Anton M. Moelino. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
disebut juga Ejaan Mashuri, karena pada waktu itu Mashuri sebagai Menteri
Kebudayaan yang memperjuangkan EYD sampai diresmikan oleh presiden.
Ada empat ejaan yang telah diresmikan
pemakaianya yaitu :
-
Ejaan Van Ophujsen (1901)
-
Ejaan Soewandi (1947)
-
Ejaan Yang Disempurnakan (1972)
-
Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan
(1975)
Terdapat pula sistem
ejaan yang tidak sempat diresmikan oleh pemerintah yaitu :
-
Ejaan Pembaharuan (1957)
-
Ejaan Melindo (1959)
-
Ejaan LBK (1966)
Berikut
penjelasan mengenai penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia dari Kitab Logat
Melayu sampai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2.1 Ejaan
Van Ophuijsen (1901)
Ejaan ini merupakan bahasa Melayu dengan
huruf latin. Van Ophuijsen merupakan tokoh yang telah merancang ejaan ini yang
dibantu Engku Nawawi, Soetan Ma.moer, dan M. Taib Soetan Ibrahim.
Ciri-ciri
dari ejaan ini, yaitu :
a.
Huruf j, misalnya jang, pajah, dan
sebagainya
b.
Huruf oe, misalnya goeroe, itoe, oemoer,
dan sebagainya
c.
Tanda diakritik, seperi koma ain dan
tanda trema, misalnya ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’, dan sebagainya.
2.2 Ejaan
Soewandi (1974)
Ejaan ini dipilih pada
masa awal kemerdekaan untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini resmi
berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Ejaan ini
disebut juga ejaan republik karena berdekatan dengan proklamasi.
Ciri-ciri ejaan ini, yaitu :
a. Huruf
oe digani dengan huruf u, misalkan guru, itu, umur, dan sebagainya.
b. Bunyi
hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, misalkan tak, pak, rakjat, dan
sebagainya.
c. Kata
ulang boleh ditulis dengan angka, misalkan kanak2, jalan2, ke-barat2-an dan
sebaganya.
d. Awal
di-dan kata depan ditulis serangkai
dengan kata yang mendampinginya, misalkan dipasar, dipukul, dibaca, dan
sebagainya.
2.3 Ejaan
Melindo (1959)
Melindo kepanjangan
dari Melayu-Indonesia. Ejaan ini batal diesmikan karena faktor perkembangan
politik. Ejaan ini bukan berkaitan dengan Republik Indonesia, tetapi berkaitan
dengan negeri tetangga kawasan Melayu, yaitu Malaysia, Singapura, Brunei
Darusalam.
2.4 EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan) (1972)
Ejaan
bahasa Indonesia yang hingga kini masih berlaku adalah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Dengan berbagai revisi, ejaan ini tetap dipertahankan. Pertama kali
ejaan ini diresmikan pemakaianya pada tanggal 16 Agustus 1972 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 57
Tahun 1972 oleh Presiden Soeharto. Dilihat
dari usianya, implementasi EYD dalam penulisan sudah cukup lama karena lebih
dari tiga dasawarsa. Namun, kenyataanya menunjukkan bahwa sampai saat ini masih
sering dijumpai tulisan yang tidak taat asas atau menyimpang dari ketentuan
yang telah ditetapkan.
Daftar Pustaka
Nikinik. 2011. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia.
Tersedia : http:// library.umn.ac.id.
Opie. 2015. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia. Tersedia
: www.sejarawan.com
2 comments:
4x8 sheet metal prices near me - Titanium Art | TITanium-arts.com
Find your best prices and discounts for titanium watches TITanium-arts.com. TITanium-arts.com. $15.00. All silicone dab rig with titanium nail our stock titanium mug is titanium exhaust tubing non-refurbished. 4x8 sheet metal prices near me Titanium-arts.com. Rating: 4.3 · 3 reviews
mt526 jott deutschland,deuter rucksack damen,jottisrael,rucksackdeuter,jott kurtka,superga zapatillas,deutersverige,deuterbelgique,jott bundy sw017
Post a Comment