Friday, October 21, 2016

Artikel Pentingnya Pangan Analog Bagi Masyarakat - New Version

Pentingnya Pangan Analog Bagi Masyarakat !!!



Beras merupakan bahan pangan primer atau pokok yang di konsumsi hampir setiap hari atau bahkan setiap hari oleh masyarakat Indonesia. Beras adalah sebuah biji padi yang telah dipisahkan dari sekam atau kulitnya. Untuk memisahkan beras dari kulitnya tentu memerlukan alat untuk itu, yaitu dengan menggunakan penggilingan padi. Baik penggilingan padi yang menetap atau penggilingan padi yang berjalan. Tentu saja beras tidak bisa langsung dimakan setelah digiling, perlu memerlukan tahapan lebih lanjut untuk bisa dimakan. Yang biasanya pada tahap akhir di sebut nasi. Barulah kita dapat mengkonsumsi beras.
Beras menjadi pangan pokok yang harus ada setiap hari bagi sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan bayak di kalangan masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa beras itu adalah Food Habit sehingga masyarakat berpendapat bahwa belum disebut makan kalau belum makan nasi. Pangan Analog adalah Pangan alternatif yang dihasilkan dari karya masyarakat sebagai pengganti pangan yang berfungsi hampir sama seperti pangan yang digantikan.
Semakin hari seiring berkembangnya zaman di Indonesia membuat lahan persawahan di Indonesia semakin berkurang. Semakin sulit untuk menemui persawahan di daerah Ibukota atau bahkan kota-kota besar di Indonesia. Lahan persawahan yang telah berubah menjadi gedung-gedung bertingkat. Kawasan perumahan elit, pusat perbelanjaan atau bahkan menjadi kawasan perumahan kumuh.
Indonesia juga mmenjadi negara pengimport beras tertinggi di dunia dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 139,5 kg/tahun/kapita melebihi rata-rata konsumsi beras dunia yang hanya 60 kg/tahun/kapita.
Maka dari itu untuk menghindari kekurangan pangan dimasa yang akan datang banyak kalangan-kalangan yang menggalakan untuk menemukan alternatifpangan yang bisa dikonsumsi sebagai pengganti beras yang mana makanan itu wujudnya hampir sama dengan beras. Alternatif pangan di buat juga untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia. Contohnya saja program pemerintah Program Diversifikasi Pangan.
Diversifikasi merupakan program dunia yang digalakan pada tahun 2010 untuk kemandirian pangan untuk menuntaskan permasalahan kekurangan pangan. Diversifikasi pangan juga untuk meningkatkan potensi pangan sumberdaya lokal. Program ini tentu sedikit sulit untuk dikembangkan karena kekuatan ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras yang sangat kuat. Sehingga sulit bagi masyarakat untuk lepas dari beras dan beralih ke sumber karbohidrat lainnya.
Dengan adanya program-program diatas memunculkan istilah “Beras Analog” yang berarti mempunyai arti beras yang dibuat hampir mirip atau mendekati bentuk beras asli, sehingga masyarakat yang mengkonsumsi beras analog tersebut merasa mengkonsumsi beras biasa.
Beras analog adalah beras yang terbuat dari pangan lokal atau pangan berkarbohidrat lainnya. Contohnya umbi-umbian, jagung, dan singkong.
Beras analog selain aman untuk dikonsumsi juga harus enak dan harganya juga terjangkau bagi seluruh kalangan masyarakat. Saat ini banyak pangan analog yang mungkin tidak terjangkau bagi seluruh kalangan masyarakat sehingga masyarakat tidak mengenal pangan-pangan analog yang dihasilkan dari masyarakat sekitar orang tersebut tinggal. Dan juga terkadang pangan analog tidak di ketahui banyak orang karena pemasaran yang kurang dan tidak banyaknya dukungan untuk memasarkannya. Selain itu juga pangan analog dirasa tidak ada manfaatnya. Padahal dengan banyaknya produk-produk makanan desa yang di hasilkan petani yang terkadang hanya bisa dimakan dengan cara derebus atau digoreng saja. Tapi kita bisa membuat variasi makanan yang mungkin dapat dijadikan peluang usaha dan sarana berkumpul antar masyarakat.
Beras analog bisa dihasilkan dari perpaduan dari beberapa jenis makanan yang diolah dan disatupadukan menjadi pangan yang mempunyai manfaat yang luar biasa. Sebagai contoh salah satu produk analog yang ada di kebumen yang dihasilkan dari orang asli kebumen yaitu beras analog “beras mutiara” yang di ciptakan dari KWT Mutiara Baru Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung.
Beras Analog “Beras Mutiara” merupakan sebuah produk yang dihasilkan dari Kelompok Wanita Tani dari Plumbon yang dimana memadukan antara Pangan pokok jagung dan pangan pokok ubi yang disatukan menjadi Beras yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat, beras yang layak konsumsi, beras yang aman bagi masyarakat, aman bagi semua orang yang mempunyai penyakit berbahaya. Beras analog ini merupakan beras yang aman bagi penedrita gula karena beras ini rendah kadar gula, tidak seperti nasi yang berasal dari padi yang dimana banyak mengandung gula sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.
Beras mutiara ini memadukan tepung mocaf (tepung singkong) 50% dan tepung jagung 50%. Tepung jagung yang digunakan bisa yang berwarna putih atau yang berwarna kuning. Beras analog mutiara ini belum di kenal banyak warga kebumen karena pemasarannya yang kurang. Selain itu beras yang dihasilkan juga masih mempunyai rasa seperti oyek sehingga kurang diminati warga kebumen.
Untuk itu perlu dilakukan tindak lanjut untuk menarik minat masyarakat terhadap makanan tersebut dengan mengolahnya menjadi makanan yang dapat diterima dan di minati oleh masyarakat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan memperbaharui alat pembuatan beras analog sehingga bentuk dan rasanya menyerupai beras dan dapat diterima oleh masyarakat.




0 comments: